GAMBARAN KADAR SGPT (SERUM GLUTAMIC PYRURIC TRANSMINASE) DAN SGOT (SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSMINASE) PADA PASIEN TB-MDR (TUBERCULOSIS MULTIDRUG RESISTAN) DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

  • Tuty Widyanti Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar
  • Darmawaty Rauf Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar
  • Lulu Lessy Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar
Keywords: TB-MDR, Hepatotoksisitas, SGOT dan SGPT, Spektrofotometri

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya pengobatan pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB-MDR) yang berlangsung dengan jangka waktu yang lama yaitu selama 18-24 bulan  sehingga dapat menimbulkan efek samping. Salah satu efek samping yang terjadi adalah hepatotoksisitas pada pasien TB-MDR karena terapi dengan OAT dapat mempengaruhi hati. Oleh sebab itu, perlukaan hati karena obat sangat mungkin terjadi, sehingga menyebabkan kadar SGPT dan SGOT dalam darah menjadi tinggi. Penelitian ini menggunakan Fotometer Chemistry Analyzer Cobas C 311 dengan metode spektrofotometri yaitu pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewati. Pada penelitian tentang gambaran kadar SGPT dan SGOT pada Pasien TB-MDR (Tuberculosis Multidrug Resistant) di RSUD Labuang Baji Makassar sebanyak 17 sampel diperoleh kadar SGOT yaitu 13 sampel menunjukkan batas normal dan 4 sampel menunjukkan peningkatan yang melebihi nilai normal, sedangkan utnuk kadar SGPT yaitu 16 sampel menunjukkan batas normal dan 1 sampel menunjukkan peningkatan yang melebihi nilai normal. Dapat disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan kadar SGPT dan SGOT pada Pasien TB-MDR yaitu akibat pemberian OAT dalam jangka waktu yang lama.

Published
2019-06-28
Section
Articles