Jurnal Medika https://jurnal.poltekkesmu.online/medika <p>Jurnal Medika: Media Ilmiah Analis Kesehatan merupakan terbitan berkala untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan di bidang Analis Kesehatan (Teknologi Laboratorium Medis) yang terbit 2 (dua) nomor dalam satu tahun, yaitu bulan Juni dan Desember.&nbsp;</p> en-US mujahidahbasarang@yahoo.com (Mujahidah Basarang) rahmawatiamma60@gmail.com (Rahmawati) Fri, 28 Jun 2024 05:56:28 +0000 OJS 3.1.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 KONSENTRASI AIR JERUK PERAS (Citrus sinensis) PENGGANTI ASAM LARUTAN TURK UNTUK HITUNG JUMLAH LEUKOSIT https://jurnal.poltekkesmu.online/medika/article/view/422 <p>Pemeriksaan hitung jumlah leukosit manual biasanya menggunakan larutan Turk dengan komposisi asam asetat glasial, gentian violet dan aquadest. Larutan Turk secara umum berfungsi sebagai pengencer dan melisiskan sel-sel selain leukosit. Jeruk peras (<em>Citrus x sinensis</em>) memiliki kandungan asam sitrat yang sifat keasamannya hampir sama dengan asam asetat yaitu mempunyai sifat keasaman lemah yang dapat dijadikan pengganti asam asetat pada komposisi larutan Turk.&nbsp;Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui variasi konsentrasi air perasan jeruk peras (<em>Citrus x sinensis</em>) pada konsentrasi 2%, 3%, 4% dan 5% sebagai pengganti asam pada komposisi larutan Turk dalam hitung jumlah leukosit.&nbsp;Penelitian ini bersifat penelitian dasar murni (<em>basic research</em>) yang laboratorik dan dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 di Laboratorium Patologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poletekkes Kemenkes Aceh menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Pengumpulan data dilakukan dengan cara deskriptif yaitu dengan cara membuktikan berapa persen konsentrasi efektif digunakan untuk hitung jumlah leukosit, lalu data disajikan dalam bentuk tabulasi. Setelah dilakukan penelitian diperoleh bahwa variasi konsentrasi air perasan jeruk peras (<em>Citrus x sinensis</em>) dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti komposisi larutan Turk untuk hitung jumlah leukosit dan efektif pada semua konsentrasi 2%, 3%, 4% dan 5%, namun jumlah leukosit yang paling banyak diperoleh pada konsentrasi 2% dimana inti leukosit terlihat jelas dan mudah untuk dihitung.</p> Rahmayanti Rahmayanti, Irwana Wahab, Farah Fajarna, Nazir Nazir ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkesmu.online/medika/article/view/422 Fri, 28 Jun 2024 03:04:08 +0000 GAMBARAN HASIL SKRINING HEPATITIS B PADA PENDONOR DARAH DI UTD PMI KOTA BENGKULU https://jurnal.poltekkesmu.online/medika/article/view/436 <p>Transfusi darah merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang penting. Pemberian yang sesuai&nbsp;dengan indikasi dapat menyelamatkan jiwa dan meningkatkan derajat kesehatan, untuk meminimalisir terjadinya penyakit menular lewat transfusi darah terutama HIV/AIDS, Hepatitis C, Hepatitis B, Sifilis, Malaria, dan (DBD) Demam Berdarah Dengue, maka dengan itu pengamanan darah sangat diperlukan. Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang ditularkan melalui paparan darah, dan tidak menimbulkan gejala spesifik sehingga seorang yang terinfeksi dapat melakukan aktivitas donor darah. &nbsp;Apabila HBsAg positif maka pendonor tidak diperbolehkan untuk mendonor. Darah donor perlu dilakukan pemeriksaan uji skrining untuk menghindari risiko penularan penyakit melalui pemeriksaan uji skrining darah terhadap Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD). Salah satunya adalah uji skrining terhadap penyakit Hepatitis B untuk mendeteksi antigen permukaan Hepatitis B (HBsAg). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran hasil uji skrining hepatitis B pada pada darah donor di UTD PMI Kota Bengkulu tahun 2022. Analisa data menggunakan bivariat dan univariat. Hasil penelitian, pada tahun 2022 sebanyak&nbsp; 1.198 pendonor darah terdapat 82(6,84%) orang dengan hasil HBsAg reaktif.&nbsp; Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari hasil HbsAg Pendonor sebgaian besar reaktif&nbsp; Hepatitis B (HBsAg).</p> Mardiyansyah diyan, Yurman Yurman, Iis Afriayani ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkesmu.online/medika/article/view/436 Fri, 28 Jun 2024 08:45:32 +0000 PROFIL LIPID PASIEN DIABETES MELLITUS KELOMPOK PROLANIS DI LABORATORIUM KLINIK CITRA LAB WONOSARI https://jurnal.poltekkesmu.online/medika/article/view/454 <p><em>Diabetes mellitus berkaitan dengan profil lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL kolesterol, trigliserida dan penurunan HDL-kolesterol. Dislipidemia pada diabetes merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Pengendalian prevalensi diabetes mellitus dilakukan melalui program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis), untuk mendorong pasien mencapai kualitas hidup optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kolesterol total, LDL kolesterol, HDL kolesterol dan trigliserida pada pasien diabetes mellitus tipe 2 kelompok Prolanis di Laboratorium klinik Citra Lab, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta.&nbsp; Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh dari pencatatan hasil pemeriksaan laboratorium penderita diabetes mellitus tipe 2 kelompok prolanis, dalam kurun waktu bulan Januari hingga Desember 2022. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah pasien laki-laki sebanyak 46 (51%) dan perempuan sebanyak 44 (49%) dengan usia antara 45- 66 tahun.&nbsp; Seluruh pasien (100%) memiliki kadar glukosa tinggi, kadar kolesterol tinggi sebanyak 89 (99%) pasien, dan 1 (1%) pasien dengan kategori normal, seluruh pasien memiliki kadar HDL normal, kadar LDL tinggi sebanyak 54 (60%) pasien, kadar LDL normal sebanyak 36 (40%) pasien, kadar trigliserida tinggi sebanyak 86 (96%) pasien dan 4 (4%) pasien dengan kadar trigliserida normal. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kadar glukosa, kolesterol total, LDL dan trigliserida termasuk dalam kategori tinggi, Kadar HDL termasuk dalam kategori normal. Uji regresi linier menunjukan hubungan yang lemah antara kadar glukosa dengan profil lipid dengan nilai R pada rentang 0.26-0.5.</em></p> Barinta Widaryanti, Nur Khikmah, Adam Sapta Jazari ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkesmu.online/medika/article/view/454 Sat, 29 Jun 2024 08:53:16 +0000 ANALISIS HASIL KONTROL KUALITAS PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT https://jurnal.poltekkesmu.online/medika/article/view/461 <p><em>Untuk menjamin hasil pemeriksaan yang benar, mekanisme kontrol yang dikenal sebagai aktivitas pemantapan mutu internl (PMI) diterapkan untuk menghindari atau menghilangkan kesalahan dan penyimpangan. Secara khusus, laboratorium sering melakukan uji hemoglobin dan hematokrit. Hematology Analyzer&nbsp;otomatis yang digunakan untuk pengujian ini berpotensi memberikan hasil pembacaan hematokrit dan hemoglobin dengan kesalahan pembacaan. Untuk menjamin hasil yang tepat, prosedur kontrol kualitas dapat mengidentifikasi kesalahan ini. Hasil kontrol kualitas hemoglobin dan hematokrit, termasuk presisi dan akurasi, serta bagan kontrol Levey-Jennings, aturan Westgard, dan nilai metrik sigma, menjadi fokus investigasi ini. Data sekunder dari pemeriksaan kontrol kualitas harian hemoglobin dan hematokrit yang dilakukan dengan Hematology Analyzer&nbsp;Mindray BC-6200 dan bahan kontrol komersial pada tingkat normal pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2024 digunakan dalam penelitian ini, yang menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan hematokrit memiliki nilai bias sebesar 2,08%, -0,13%, dan 0%, sedangkan pemeriksaan hemoglobin memiliki nilai bias sebesar 0,16%, 0%, dan 0,41%. Untuk pemeriksaan hemoglobin, CV sebesar 0,57%, 0,65%, dan 0,57%; untuk pemeriksaan hematokrit sebesar 1,08%, 0,87%, dan 0,79%. Hasil perbandingan grafik Levey-Jennings dengan aturan Westgard menunjukkan bahwa nilai kontrol—khususnya, 12s, 13s, dan 22s—melebihi ketentuan Westgard. Pemeriksaan hematokrit memiliki nilai metrik sigma lebih dari 4, dan pemeriksaan hemoglobin memiliki nilai metrik sigma lebih besar dari 6. Ini menunjukkan bahwa kedua tes tersebut memiliki kualitas yang baik, dengan pemeriksaan hemoglobin memiliki kualitas yang lebih tinggi dimana nilai sigma yang lebih tinggi menunjukkan variasi yang lebih kecil dan kualitas yang lebih baik.</em></p> Elsa Wulandari, Tri Dyah Astuti, Wahid Syamsul Hadi ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkesmu.online/medika/article/view/461 Sat, 29 Jun 2024 13:47:36 +0000